Minggu, 30 April 2017

ALI BIN ABI THALIB MENGECAM SYIAH YANG MENGKHIANATINYA

ALI BIN ABI THALIB MENGECAM SYIAH YANG MENGKHIANATINYA


Apa Itu Syiah?

Di dalam kamus Lisanul Arab, makna Syiah adalah seseorang yang menyepakati suatu hal. Atau orang-orang yang bersepakat dalam suatu permasalahan. Atau sekumpulan orang yang mempunyai suatu perjanjian, mereka mengikuti pendapat seseorang di antara mereka (Lisanul Arab, harfu asy-Syin: islamweb).

Setelah Amirul Mukminun Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu wafat, umat Islam berbeza pendapat dalam menyikapi para pembunuhnya. Ali berpendapat Muawiyah harus berbaiat kepadanya terlebih dahulu, baru urusan pembunuh Uthman boleh diselesaikan. Sedangkan Muawiyah sebagai keluarga Uthman, menuntut agar para pembunuh sepupunya itu akan diadili. Orang-orang yang bersetuju dengan pendapat Ali, disebut Syiahnya Ali. Sedangkan orang-orang yang sepakat dengan Muawiyah disebut Syiahnya Muawiyah. Inilah makna asal dari Syiah. Seiring zaman, Syiah Ali terus berkembang. Bahkan sekarang pendapat mereka tentang Ali sangat melampau.

Ali dan Syiahnya

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu mengeluh pendukungnya, yaitu penduduk Kufah. Ia berkata, "Umat-umat terdahulu takut terhadap kezaliman para pemimpinnya. Tapi aku, justru takut akan kezaliman rakyatku. Aku mengajak kalian untuk berjihad, tetapi tak ada yang menyambut ajakan. Aku berbicara pada kalian, tetapi kalian tidak mendengar. Aku mengajak kalian kepada kebaikan secara rahsia dan terang-terangan, tapi kalian tidak menurut. Aku menasihati kalian, tetapi kalian tidak menerima. Apakah kalian ada? Hakikatnya kalian tak ada. Apakah kalian hamba sahaya? Tapi seolah-olah kalian sebagai majikan.

Aku bacakan undang-undang pada kalian, tetapi kalian lari darinya. Aku nasihati kalian dengan nasihat yang bagus, namun kalian lari darinya. Aku ajak kalian berjihad menghadapi para pembelot, tapi belum sempat aku menamatkan perkataanku, kamu sudah bubar kembali ke tempat kalian. Dan kalian manipulasi nasihat yang diberikan. Aku meluruskan kalian pada pagi hari. Sore harinya kalian kembali padaku dalam keadaan bengkok tab punggung ular. Yang memberi nasihat telah lemah, tetapi yang dinasihati makin mengeras.

Wahai orang-orang yang hadir di sini tapi fikirannya entah di mana, yang berbeza-beza keinginannya, dan yang menjadi ujian bagi para pemimpinnya. Teman kalian tunduk kepada Allah. Sedangkan kalian mendruhakai-Nya. Aku sungguh sangat berharap demi Allah, Muawiyah akan menukar kalian dariku, seperti menukar dinar dengan dirham, di mana dia mengambil dariku sepuluh orang di antara kalian dan memberiku seorang daripada mereka.

Wahai penduduk Kufah, aku diuji melalui kalian dengan lima masalah: (1) kalian ini tuli tapi punya pendengaran, (2) bisu tapi boleh bercakap, (3) buta tapi punya penglihatan, (4) pengecut ketika menghadapi peperangan; dan (5) tidak ada teman yang dapat dipercaya ketika mendapat ujian. Celaka kalian! Kalian seperti kawanan unta kehilangan pengembalaannya, jika diiring dari satu sisi dia lari ke sisi yang lain (al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 247-248, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 187-189).

Tidak hanya sampai di situ, bahkan mereka juga menuduh Ali radhiallahu 'anhu sebagai pembohong. Syarif ar-Radhi meriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali radhiallahu 'anhu, ia berkata, "Amma ba'du .. Wahai penduduk Iraq! Kalian itu seperti wanita hamil yang ketika kehamilannya telah sempurna ia keguguran, suaminya mati, menjanda dalam waktu yang lama, dan pusakanya diwarisi orang yang hubungan kekeluargaannya sangat jauh dengannya. Demi Allah, aku tidak mendatangi kalian dengan sukarela, tapi aku datang kepada kalian (tinggal di Iraq) dengan terpaksa. Aku sudah mendengar bahawa kamu mengatakan bahawa Ali berbohong. Semoga Allah membinasakan kalian. Kepada siapa aku pernah berbohong? "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 118-119).

Ali radhiallahu 'anhu juga mengatakan, "Semoga Allah memerangi kalian! Kalian mencemarkan hatiku dengan nanah, memenuhi dadaku dengan amarah, mencekokiku dengan kesedihan, seteguk demi seteguk, dan kalian merosakkan fikiran dengan kedurhakaan dan pengkhianatan. "Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 249, mengutip dari Najhul Balaghah 1 / 187-189).

Penilaian Para Sahabat Terhadap Syiah Ali

Kerana itu, wajar para sahabat bimbang kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhuma yang menyambut undangan penduduk Iraq.

Pertama: Abdullah bin az-Zubair

Apabila Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma hendak berangkat ke Iraq, Abdullah bin az-Zubair radhiallahu' anhuma berkata padanya, "Engkau hendak pergi ke mana? Apakah engkau ingin pergi ke tempat kaum yang telah membunuh ayah dan saudara kamu? Janganlah engkau pergi. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 236, mengutip dari al-Bidayah wa an-Nihayah, 8/163).

Kedua: Kadzim al-Ihsa-i an-Najafi

Ia berkata, "Pasukan yang keluar untuk memerangi Imam al-Husein berjumlah tiga ratus ribu orang. Semuanya penduduk Kufah. Tidak ada orang Syam (Syiah nya Muawiyah), Hijaz, India, Pakistan, Sudan, Mesir, dan Afrika di antara mereka. Mereka semua adalah orang Kufah yang berkumpul dari berbagai daerah. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Asyura, Hal: 89).

Ketiga: Husein bin Ahmad al-Baraqi an-Najafi

Memetik kata-kata al-Qazwini: "Di antara perbuatan sangat keji yang dilakukan orang-orang Kufah adalah mereka menusuh al-Hasan bin Ali dan membunuh al-Husein setelah mereka mengundang beliau." (Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Tarikhul Kufah, Hal: 113).

Keempat: Muhsin al-Amin

Ia berkata, "Ada dua puluh ribu orang penduduk yang membaiat al-Husein dan mengkhianatinya, lalu memeranginya. Padahal, baiat itu masih mereka pegang. Hingga akhirnya mereka membunuhnya. "(Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari A'yanusy Syiah, 1/26).

Seorang ulama Syiah, ath-Thusi, memasukkan Ubaidullah bin Ziyad dalam sahabat-sahabat ali bin Abi Talib. (Al-Khamis, Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Rijal ath-Thusi, Hal: 54. Terbitan al-Matba'ah al-Haidariyyah, Najaf, 1961 M, dengna tahqiq Muhammad Sadiq Bahrul Ulum).

Ulama Syiah yang lain, An-Nazimi asy-Syahrudi, mengulas Syamr bin Dzul Jausyan (orang yang memerintahkan pasukan untuk membunuh Husein): "Pada Perang Shiffin, ia berada di dalam barisan pasukan Amirul Mukmin Ali bin Abu Talib." (Al-Khamis , Inilah Faktanya Hal: 255, mengutip dari Mustadrakat Ilm Rijalul Hadits karya al-Allamah an-Nazimi asy-Syahrudi, 6/220 bahagian ke-6899, terbitan Mu-assasah an-Nasyr al-Islami, Qumm, 1425 H).

sumber:
- al-Khamis, Utsman bin Muhammad. 2012. Huqbah min at-Tarikh, Terj. Inilah Faktanya. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi'i. kisahmuslim.com

Sabtu, 29 April 2017

4 Bulan Ini Disebut ‘Bulan Haram,’ Mengapa?

4 Bulan Ini Disebut ‘Bulan Haram,’ Mengapa?


ALLAH SWT memuliakan empat bulan dari 12 bulan dalam 1 tahun hijriyah. Bulan-bulan ini mempunyai kedudukan istimewa sehingga disebut sebagai 'bulan Haram.' Maka, tak heran jika kita berbuat kebaikan di empat bulan ini, Allah akan melipatgandakan pahalanya.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan (yang telah ditetapkan) di dalam kitab Allah sejak menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan yang suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi diri kalian pada bulan-bulan (suci) tersebut, "(QS. At Taubah: 36).

Bulan Haram (suci) ini terdiri dari bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana yang disebutkan oleh sabda Rasulullah SAW "Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berturut-turut, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban, "(HR. Al Bukhari, kitab bad-il kholqi, bab maa jaa-a fi Sab'i arodhiina, almaktabah asysyamilah hadis no. 2958).

Mengapa keempat bulan tersebut dinamakan sebagai bulan haram atau bulan yang suci?

Abu Ya'la ra berkata, "Dinamakan bulan haram kerana dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan pelbagai pembunuhan sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Jahiliyyah dahulu. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan maksiat lebih ditekankan daripada bulan yang lain kerana mulianya bulan tersebut, "(Zaadul Maysir, Ibnul Jauziy).

Sebagai seorang Muslim, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk memuliakan empat bulan Haram tersebut. Bagaimana caranya? Perbanyaklah melakukan amal kebaikan dan jauhi maksiat.

sumber islampos.com

Jumat, 28 April 2017

Sabar Tidak Hanya Berdiam Diri

Sabar Tidak Hanya Berdiam Diri


SABAR adalah kata yang sangat sering kita dengar. Ketika teman kita ditimpa musibah, yang kali pertama dikatakan adalah kata "sabar". Kerana Allah berjanji bahawa orang-orang yang senantiasa sabar sesungguhnya akan mendapatkan kebahagiaan.

Namun, banyak orang yang menyalah ertikan kata sabar ini. Menurut sebahagian orang sabar adalah diam dengan ujian yang sedang dihadapi. Berpasrah kepada Allah tanpa berbuat apa-apa.

Semestinya kita faham bahawa intipati dari sabar itu sendiri bukanlah hanya diam atas apa yang menimpa kita. Bukankah Allah telah menjelaskan bahawa Dia hanya akan merubah suatu kaum apabila kaum itu merubah nasibnya sendiri. Termasuk ketika kita mendapat masalah.

Pasrah memanglah perlu, tapi pasrah yang seperti apakah itu? Iaitu pasrah kepada Allah beriringan dengan usaha maksimum kita kepada Allah.

Beberapa pamaham yang salah bahawa diam itu hanya sekadar berdiam diri tanpa ada perkara yang dilakukan. Sepatutnya kita tahu bahawa sedar bukan hanya berdiam diri menunggu Allah mengubah nasib kita sedangkan tak ada satu pun yang kita lakukan. Beberapa pengertian sabar di bawah ini semoga membuat anda lebih sedar akan sabar itu sendiri.

Yang pertama, sabar itu adalah menekan emosi dan keinginan. Jadi, apabila kita berkata sabar namun emosi kita masih melonjak-lonjak, sungguh itu bukanlah sabar. Sikap sabar adalah penekanan emosi dan keinginan kita dalam diri sehingga tidak terciptanya hal-hal yang tidak diingini.

Yang kedua, sabar itu adalah pengendalian diri. Dalam hal sabar, kita harus mampu mengendalikan diri kita dalam berbagai hal. Kadang-kadang, diri kita tidak terkawal kerana rangsangan negatif dari luar. Inilah pentingnya pengendalian emosi atau sabar itu sendiri.

Yang ketiga, berfikir panjang. Ketika kita ditimpa masalah kemudian harus memutuskan sesuatu, sudah seharusnya sebelum memutuskan kita berfikir panjang. Di sinilah proses sabar terjadi. Sabar bukan bererti pasrah terhadap keadaan, tapi sabar merupakan tindakan nyata kita dalam menerima ketentuan daripada Allah dengan cara berfikir panjang dalam memutuskan sesuatu.

Yang keempat, memaafkan. Sabar bererti memaafkan kesalahan orang lain. Hidup ini tidak akan pernah terlepas dari sebuah kesalahan. Kadang-kadang, kesalahan seseorang yang membuat kita sakit hati akan sukar termaafkan. Di sinilah Allah menguji tahap kesabaran kita. Apakah kita mau memaafkannya atau tetap membencinya.

sumber islampos.com

Kamis, 27 April 2017

Ini Cara Sedekah untuk 360 Sendi di Tubuh Kita

Ini Cara Sedekah untuk 360 Sendi di Tubuh Kita


TAHUKAH anda bahawa setiap persendian tubuh kita diwajibkan bersedekah setiap harinya?

"Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan mempunyai 360 sendi," (HR. Muslim no. 2377)

"Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kenderaannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kenderaannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan solat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedakah, "(HR. Bukhari dan Muslim).

Lalu, bagaimana jika kita merasa kesulitan bersedekah sekalipun hanya dengan melakukan kebaikan-kebaikan untuk orang lain?

Ada satu amalan yang mencukupi sedekah 360 sendi kita, oleh sebab itu perlu untuk kita rutinkan setiap harinya, yakni dengan solat Dhuha sekurang-kurangnya dua rakaat:

"Setiap persendian salah seorang di antara kalian ada sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan sudah mencukupi hal itu dua rakaat dhuha yang dilaksanakannya, "(HR. Muslim dari Abu Dzarr ra).

Jangan sampai kenikmatan setiap persendian yang Allah anugerahkan pada kita, yang membuat kita mampu berjalan, menggenggam, memasak, mencuci, mengunyah, tidak kita syukuri dengan selayaknya.

Mari lakukan solat Dhuha rutin setiap harinya, semoga kita tercatat sebagai hamba Allah yang bersyukur. []

Sumber: Ummi / islampos.com

Rabu, 26 April 2017

10 Anggota Tubuh yang Berbicara pada Hari Kiamat

10 Anggota Tubuh yang Berbicara pada Hari Kiamat


SETIAP apa yang dilakukan manusia di dunia ini pada hakikatnya akan dimintai pertanggungjawaban. Setiap bahagian dari tubuh kita kelak pada hari kiamat akan bercakap menganai apa saja yang sudah kita lakukan di dunia ini. Sudahkan tubuh ini kita gunakan untuk taat pada apa-apa yang Allah perintahkah? Atau malah sebaliknya?

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan, "(Qs. Yasin: 65).

Jika hari ini kita masih boleh beralasan dengan segala maksiat-maksiat yang kita lakukan. Maka di hari kiamat nanti, sesungguhnya mulut kita akan dikunci. Tubuh-tubuh kita yang pernah bermaksiat akan memberi keterangan di hadapan Allah nanti.

Abu Bakr Al-Asham berkata bahawa ada sepuluh anggota tubuh manusia yang akan berbicara pada hari kiamat, iaitu:

dua telinga
dua mata
dua kaki
dua tangan
kulit
lisan
Kelak, tidak ada badan yang berdusta di hadapan Rabb-Nya.

sumber islampos.com

Selasa, 25 April 2017

Ketika Suami Mengeluh Pada Isteri


JUDUL di atas tidak terbalik sama sekali. Kita tidak sedang membincangkan tentang isteri yang mengadu dan mengeluh kepada suami. Kerana yang ingin meringankan himpitan tugas tak hanya isteri. Tetapi juga suami.

Pada masa itu tiba, bagaimana sikap isteri. Dan apa sebenarnya yang ingin didapatkan oleh suami. Dan apa pula pelajaran di balik ketegaran suami yang ternyata masih perlu bentangan lembut tempat mencurahkan segala keluhan.

Hal itu, pernah dilakukan oleh suami terbaik. Rasulullah saw.

Pada masa itu sudah memasuki bulan terakhir di Tahun 6H. Muslimin berjumlah 1400 orang, langsung dipimpin oleh Rasulullah berangkat keluar Madinah menuju ke Mekah. Bukan untuk perang atau menyerang Mekah. Tetapi untuk membuktikan mimpi Nabi dalam tidurnya bahawa muslimin memasuki Kota Mekah untuk ibadah dengan tenang tanpa gangguan. Tentu ini merupakan khabar gembira bagi seluruh muslimin yang merindukan kiblat mereka.

Tetapi ternyata, mimpi Nabi tidak terbukti tahun itu dan baru terbukti tahun berikutnya. Nabi tidak salah, kerana beliau tidak menyebut bila-bila mimpi tersebut akan terbukti. Muslimin dipintas oleh Quraisy di luar Kota Mekah, tepatnya di Hudaibiyyah. Muslimin tidak boleh memasuki Mekah untuk melaksanakan umrah.



Muslimin kecewa. Kekecewaan mereka bertambah besar serta mengetahui isi perjanjian antara Nabi dan Quraisy yang secara kasat mata dimenangi oleh Quraisy.

Umar bin Khattab salah seorang yang kecewa, mengisahkan hal tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, Sunan Abu Dawud, Musnad Ahmad, Dalail Al Baihaqi, Mushonnaf Abdurrazzaq dan lain-lain.

Setelah Nabi selesai dari membuat perjanjian dengan Quraisy, beliau berkata kepada para sahabat: Bangun, sembelihlah ternak yang kalian bawa kemudian tahallullah (bercukur sebagai tanda selesainya ibadah umrah).

Tidak ada satupun shahabat yang bergerak.

Kerana mereka berharap masih boleh memasuki kota Mekah dan tahallul setelah benar-benar melakukan umrah. Mereka kecewa.

Nabi mengulanginya lagi.

Kembali tidak satupun sahabat yang menyambut perintah Nabi.

Untuk ketiga kalinya Nabi mengeluarkan perintah.

Dan ternyata sehingga kali ketiga pun, tidak seorang pun yang berdiri melaksanakan perintah Nabi. Ya, tidak seorang pun.

Pasti Nabi terkejut luar biasa. Kerana sahabat Nabi, adalah orang yang sangat ingin melaksanakan semua perintah Nabi. Malah, sesuatu yang belum diperintah pun boleh mereka lakukan saat mereka memahami Nabi hanya dengan gerak badan dan mimik wajah Rasul. Tetapi tidak untuk kali ini.

Kekecewaan memang bukan hal yang mudah.

Tapi untuk Nabi, jelas hal ini memeranjatkan. Tiga kali perintah, tanpa sambutan. Tidak seorang pun. Tidak shahabat biasa, tidak pula sahabat senior dan terbaik.

Kekecewaan bertemu dengan kekecewaan.

Nabi tidak punya penyelesaian. Memang sesuatu yang sangat mengejutkan sering membuntukan fikiran.

Bahkan sekelas Rasul sekalipun.

Parut wajah kecewa tidak dapat disembunyikannya. Di lapangan masalah itu hadir. Tidak ada jalan lain kecuali kembali ke tempat peraduan beliau. Siapa tahu penyelesaian itu ada di sana. Ya, isterinya.

Pada masa itu isteri yang dibawa adalah Ummu Salamah radhiallahu anha. Nabi masuk ke khemah isterinya sambil bergumam sangat kecewa,
"Celakalah muslimun. Aku perintahkan mereka untuk menyembelih dan bercukur tetapi tidak melaksanakan. "

Dalam riwayat lain, Nabi berkata kepada Ummu Salamah,
"Tidakkah kamu melihat orang-orang yang aku perintahkan itu tetapi tidak ada yang melakukannya. Padahal mereka mendengar perkataanku dan melihat wajahku! "

Jelas ini merupakan rangkaian kalimat kekecewaan. Hingga keluar dari Nabi kalimat yang bahkan menurut Ummu Salamah perlu diperbetulkan,

"Ya Rasulullah, jangan engkau caci mereka. Kerana mereka sedang dihentam kekecewaan yang besar atas kesulitan yang kau alami dalam perjanjian damai dan mereka akan pulang tanpa hasil (ibadah umrah).

Ya Nabiyyalloh, keluarlah. Jangan bercakap dengan sesiapa sehingga kau sembelih binatang ternak kamu. Kemudian panggillah tukang cukurmu untuk mencukurmu. "

Peluang penyelesaian kini hadir. Dari isteri untuk suami hebat yang sedang buntu. Ummu Salamah tidak mengeruhkan suasana. Ummu Salamah tidak berkata, "Apa mereka tidak tahu kalau engkau Rasul yang harus ditaati?" Ummu Salamah tidak justru membakar hati suami yang sedang gundah dengan berkata, "Mereka memang celaka ..."

Tidak. Tetapi Ummu Salamah adalah isteri yang tenang dan penuh wibawa. Dia justru mengingatkan suami yang merupakan orang besar itu dalam kalimatnya, "Ya Rasulullah, jangan engkau caci mereka."

Sebelum isteri memberikan penyelesaian, pembetulan terhadap kesalahan tetap dilakukan jika hal itu terjadi. Kerana mencaci bukan penyelesaian. Hanya menambah keruhnya jiwa. Dan awan di hati semakin menggelayut tebal.

Ummu Salamah cuba untuk memahamkan suaminya mengapa mereka melakukan hal mengecewakan tersebut, "Kerana mereka sedang dihentam kekecewaan yang besar atas kesulitan yang kau alami dalam perjanjian damai dan mereka akan pulang tanpa hasil (ibadah umrah)."

Setelah tugas pertama selesai, isteri bijak dan tenang itu memberi setitik pelita penyelesaian, "Ya Nabiyyalloh, keluarlah. Jangan bercakap dengan sesiapa sehingga kau sembelih binatang ternak kamu. Kemudian panggillah tukang cukurmu untuk mencukurmu. "

Rasul tidak punya pilihan penyelesaian lain. Kecuali yang datang dari hati tenang seorang isteri yang bijak. Tetapi seberapa ampuh penyelesaian itu?

Umar bin Khattab menceritakan,

"Rasul shallallahu alaihi wasallam keluar sambil menyingsingkan bajunya. Beliau mengambil alat pemotong dan memotong binatang sembelihannya dengan mengangkat suaranya: Bismillah, wallahu Akbar. Setelah itu, beliau meminta tukang cukurnya untuk mencukur beliau.

Melihat hal itu, muslimin pun berlumba untuk menyembelih binatang mereka dan saling berdesakan hingga hampir saling melukai di antara mereka. Kemudian saling mencukur di antara mereka.

Subhanallah, idea sang isteri benar-benar tepat.

Setelah membaca peristiwa ini, berhentilah untuk berfikir bahawa suami hebat tidak perlu tempat mengadu, apalagi 'hanya' kepada seorang isteri. Sehebat apapun para suami, mereka hanya laki-laki yang tak lengkap jiwanya tanpa sentuhan ketenangan dan kelembutan wanita.

Bagi para isteri, jadilah tempat mengadu yang selesa bagi suami. Hitunglah anda tidak mempunyai penyelesaian bagi suami, tetapi sekurang-kurangnya anda telah meringankan beban di kepala dan kebimbangan di hati suami.

Selain itu jika anda boleh menjadi seperti Ummu Salamah.

Subhanallah, alangkah istimewanya.

sumber islampos.com

Senin, 24 April 2017

Rasulullah Larang Menikahi Wanita Ini Walaupun Cantik dan Berkedudukan Tinggi

Rasulullah Larang Menikahi Wanita Ini Walaupun Cantik dan Berkedudukan Tinggi


SEORANG lelaki yang akan berkahwin meminta nasihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Wanita yang akan dinikahinya itu cantik dan berkedudukan tinggi, akan tetapi Rasulullah melarangnya. Mengapa Rasulullah sampai melarang lelaki tersebut untuk berkahwin dengan wanita itu?

Rasulullah mengemukakan satu kekurangan wanita tersebut, akan tetapi lelaki itu belum berpuas hati dan masih berkeras untuk menikahi wanita tersebut. Di hari berikutnya, ia kembali mengajukan agar dibenarkan berkahwin dengan wanita itu.

Namun, Rasulullah kembali melarangnya. Hingga ketiga kalinya, lelaki itu kembali menghadap Nabi dan mengajukan agar dibenarkan berkahwin dengannya. Lalu Rasulullah pun mensabdakan alasan melarangnya.

Seseorang datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Sesungguhnya aku akan berkahwin dengan seorang wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan kecantikan, tetapi ia tidak dapat melahirkan. Apakah aku boleh menikahinya? "Beliau menjawab," Jangan "Kemudian ia menghadap untuk kedua kalinya dan beliau tetap melarangnya. Kemudian ia menghadap ketiga kalinya maka beliau bersabda, "Nikahilah wanita yang penyayang dan subur, kerana sesungguhnya aku berharap mempunyai jumlah umat yang banyak melalui kalian di antara umat-umat lain," (HR. Abu Dawud).

Hadits ini menunjukkan keutamaan berkahwin dengan wanita yang subur, sebagaimana hadis-hadis lain. Wallahu a'lam bish shawab. []



Sumber: Tarbiyah / islampos.com
Kini Ramai Orang Mengidap Dua Penyakit Ini

Kini Ramai Orang Mengidap Dua Penyakit Ini


RASULULLAH pernah menyampaikan nasihatnya di depan para sahabat. Mengenai penyakit yang akan menimpa umat menjelang akhir zaman. Dan kini, sabda Rasulullah itu terbukti.

Sungguh ramalan beliau tak pernah meleset kerana semua itu adalah berdasarkan wahyu dari Allah yang Maha Mengetahui.

Lalu apakah dua penyakit yang dimaksud Rasulullah?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Hampir saja umat-umat (yang kafir) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul untuk menyantap makanan". Seseorang bertanya, "Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada masa itu sedikit?" Rasulullah bersabda, "Bahkan kalian pada masa itu banyak. Akan tetapi kamu bagai buih yang dibawa oleh air. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn'. Kemudian seseorang bertanya, "Apa itu 'wahn'?" Rasulullah bersabda, "Cinta dunia dan takut mati," (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih).

Cinta dunia dan takut mati. Inilah dua penyakit yang melanda banyak orang di zaman ini. Tepat seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Fenomena rasuah, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan wang dan kuasa, menipu dan sebagainya merupakan bukti cinta dunia. Tidak mempedulikan halal dan haram dalam berniaga, menzalimi orang lain demi keuntungan peribadi juga merupakan bukti cinta dunia.

Semakin cinta dunia, semakin orang takut kehilangan harta. Takut kehilangan jabatan. Takut kehilangan kuasa. Umumnya hal itu akan mengakibatkan kemurungan pada masa kehilangan itu benar-benar berlaku.

Takut mati sering kali mengiringi kecintaan terhadap dunia. Kerana begitu cintanya dengan dunia, ia tidak rela meninggalkannya. Jadinya, ia takut jika malaikat maut datang lalu ia berpisah dengan kenikmatan di dunia ini.

Takut mati ini akan lebih ketara terlihat ketika ada panggilan jihad. Seseorang yang takut mati, ia takkan berani terjun ke medan jihad sebagaimana Abdullah bin Ubai berbalik pulang saat menuju Uhud.

sumber tarbiyah / islampos.com

Jumat, 21 April 2017

Pada masa Mendengar Azan, Inilah 5 Amalan Utama yang Boleh Anda Lakukan

Pada masa Mendengar Azan, Inilah 5 Amalan Utama yang Boleh Anda Lakukan


KETIKA mendengar azan, seringkali kita sedang asyik dengan aktiviti masing-masing. Padahal ternyata ada lima amalan yang boleh kita lakukan setiap kali mendengar azan, dan mempunyai keutamaan yang luar biasa berupa syafaat Rasulullah kelak di hari kiamat. Apa saja itu?

Lima amalan tersebut telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut:


(1) mengucapkan seperti apa yang diucapkan oleh muadzin.

(2) bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Allahumma sholli' ala Muhammad

 (3) minta pada Allah untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wasilah dan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Jabir bin' Abdillah: Allahumma robba hadzihid da'watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab'atshu maqoomam mahmuuda alladzi wa 'adtah.

(4) membaca: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Sa'ad bin Abi Waqqash.

(5) memanjatkan doa sesuai yang diinginkan. (Lihat Jalaa-ul Afham hal. 329-331).

Dalil untuk amalan nombor satu sampai dengan tiga disebutkan dalam hadis dari 'Abdullah bin' Amr bin Al 'Ash, ia berkata bahawa ia mendengar Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku. Kerana wasilah itu adalah tempat di syurga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa'atku, "(HR. Muslim no. 384).

Adapun meminta wasilah pada Allah untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan dalam hadits dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa mengucapkan setelah mendengar adzan 'Allahumma robba hadzihid da'watit taammah wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wabatshu maqoomam mahmuuda alladzi wa' adtah '[Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), solat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi), dan fadilah (kedudukan lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau sehingga boleh menduduki maqom (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafa'atku kelak, "(HR.Bukhari no. 614).

Ada juga amalan sesudah mendengar azan jika diamalkan akan mendapatkan ampunan dari dosa. Dari Sa'ad bin Abi Waqqash, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,



"Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa,

(Aku bersaksi bahawa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku redha sebagai Tuhanku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni, " (HR. Muslim no. 386).

Dari 'Abdullah bin' Amr bahawa seseorang pernah berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang azan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan), "(HR. Abu Daud no. 524 dan Ahmad 2: 172. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahawa hadis ini hasan)

Artinya, doa sesudah azan termasuk di antara doa yang diijabahi. Setelah menyebutkan lima amalan di atas, Ibnul Qayyim berkata, "Inilah lima amalan yang boleh diamalkan sehari semalam. Ingatlah yang boleh terus menjaganya hanyalah as saabiquun, iaitu yang semangat dalam kebaikan, "(Jalaa-ul Afham, hal. 333).

Mari kita amalkan walaupun sederhana, yang penting rutin dan istiqamah. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Sumber: Jalaa-ul Afham fii Fadhli Ash Shalah was Salaam 'ala Muhammad Khoiril Anam, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Dar Ibni Katsir, cetakan kedua, tahun 1432 H oleh Rumaysho

Rabu, 19 April 2017

Doakan Keburukan untuk Orang lain, dimakbulkan?

Doakan Keburukan untuk Orang lain, dimakbulkan?


BAGAIMANA seharusnya kita bersikap ketika ada saudara kita mendoakan keburukan secara terang-terangan di hadapan kita? Bukankah doa itu akan tercatat? Lalu bagaimana dengan seseorang yang mendoakan keburukan untuk orang lain, adakah akan dimakbulkan?

Pertama, tidak semua doa buruk yang diucapkan manusia, akan dikabulkan Allah.

Allah berfirman,

"Manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa, "(QS. Al-Isra: 11).

Ayat ini semisal dengan firman Allah dalam ayat lain,

"Kalau sekiranya Allah menyegerakan doa keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka ..." (QS. Yunus: 11).

Para ahli Tafisr, diantaranya Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dan yang lain mengatakan,

Bahawa ini doa buruk seseorang untuk dirinya, atau anaknya, ketika dia marah, yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukai ketika doa itu dikabulkan. Andai Allah mengabulkan doa keburukan itu, akan banyak diantara mereka yang binasa. Namun dengan kurnia-Nya, Allah tidak mengabulkan doa ini.

Kedua, ada doa buruk yang diperingatkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk kita waspadai, iaitu doa buruk dari orang yang menzalimi diri kita.

Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Takutlah kalian terhadap doa orang yang dizalimi, kerana tidak ada hijab antara dia dengan Allah," (HR. Bukhari 1496 & Muslim 130).



Orang yang dizalimi, dibenarkan oleh syariat untuk mendoakan keburukan bagi orang yang menzaliminya.

Allah berfirman,

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, "(QS. An-Nisa: 148).

Kata Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, maksud dari ayat di atas adalah doa buruk dari orang yang dizalimi kepada orang yang menzalimi. (Tafsir Ibn Kathir, 2/442)

Ketiga, mendoakan keburukan kepada orang lain, padahal orang yang didoakan tidak bersalah, termasuk tindakan kezaliman. Kerana undang-undang asal mendoakan keburukan kepada orang lain, mencela, menghina, adalah dilarang oleh Allah. Doa buruk dibolehkan ketika ada sebab, iaitu dizalimi orang lain.

Allah berfirman,

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, "(QS. An-Nisa: 148).

Oleh kerana itu, jika anda didoakan keburukan oleh orang lain, sementara kita tidak bersalah, anda tidak menzaliminya, gantungkan tawakkal kepada Allah. Seterusnya lupakan, dan hiduplah dengan normal. Agar fikiran kita tidak terlalu terganggu dengan doa ini.

Anda juga boleh memohon kepada Allah sebaliknya. Misalnya, anda didoakan semoga tidak bahagia, maka anda segera berdoa, Ya Allah berikanlah aku kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga doa baik anda lebih mustajab kerana anda dizalimi. Allahu a'lam. []

Sumber: Konsultasi Syariah

Sumber islampos.com

Senin, 17 April 2017

Muslim Kulit Hitam Amerika Bersatu Melawan Diskriminasi

Muslim Kulit Hitam Amerika Bersatu Melawan Diskriminasi


Setelah banyak Muslim yang melakukan tindakan protes terhadap pemerintahan presiden AS yang mengambil tindakan pendatang, beberapa kumpulan Muslim juga melakukan perlawanan meskipun tidak dengan cara yang frontal.

Menurut laporan AP pada Sabtu (15/4/2017), sejak menjabat sebagai presiden AS, Donald Trump telah melaksanakan dasar larangan perjalanan yang mensasarkan enam negara majoriti Muslim. Melihat hal tersebut kumpulan 'Black Moslem' yang lahir di AS, mengatakan bahawa mereka telah sering mendapat kerugian lantara mereka yang mempunyai agama yang sama.

Mereka mengatakan Muslim Kulit Hitam sering merasa mendapat diskriminasi di pelbagai bidang. Mereka mendapat tindakan diskriminasi kerana mereka Muslim, berkulit hitam dan berada di kalangan penduduk imigran Muslim.

Isu-isu identiti telah berdesir ke media sosial dengan pelbagai 'tagline' seperti #BeingBlackAndMuslim dan @BlkMuslimWisdom di Twitter, yang terbentuk dalam beberapa pekan terakhir untuk mengukuhkan cerita mereka. Dengan adanya sarana tersebut, diharapkan warga AS lain boleh mengetahui apa yang mereka rasakan akibat diskriminasi.

Sebagai tindak balas, para aktivis 'Black Moslem' mengatakan mereka mengambil kesempatan ini untuk menyatukan umat Islam dari semua latar belakang.

Minggu, 16 April 2017

Isaac Bannour Jalan Kaki dari Perancis ke Mekah Selama 20 Hari

Isaac Bannour Jalan Kaki dari Perancis ke Mekah Selama 20 Hari

Seorang lelaki bernama Isaac Bannour telah berjalan kaki dari Perancis ke Makkah, Arab Saudi, untu melakukan umrah. Jumlah ia sudah menempuh jarak 7.250 kilometer saat berangkat dari Perancis ke Makkah.

Lelaki asal Algeria ini telah meninggalkan Perancis enam bulan lalu. Ia bertekad mempromosikan Islam dengan 'Jalan Damai' dan melakukan umrah. Kehidupan di Eropah menunjukkan kepadanya bahawa orang-orang tidak menyedari konsep dan nilai asal Islam.

Untuk itu dia memutuskan untuk mempromosikan Islam sebagai agama damai. Namun alih-alih naik pesawat, Isaac memilih berjalan kaki dan menggalakkan semacam troli untuk tempatnya menyimpan barang-barang termasuk khemah, pakaian, dan makanan.

Dia telah melewati 17 negara termasuk Jerman, Jerman, Austria, Slovenia, Croatia, Bosnia, Montenegro, Serbia, Kosovo, Macedonia, Bulgaria, Turki, Iran, Iraq dan Kuwait semasa pengembaraan beliau.

"Perlu masa kira-kira 20 hari untuk sampai ke Makkah di mana saya akan melakukan umrah," ujarnya seperti dipetik dari salah satu laman berita Arab Saudi, Sabq, beberapa waktu lalu.

Foto: Gulf News.
Setelah menunaikan umrah, dia tidak lagi berjalan kaki melainkan menggunakan pesawat. Isaac mengatakan bahawa dia pernah melawat beberapa negara, namun belum pernah ke Arab Saudi.

"Tidak dapat diterima apabila saya sudah melawat begitu banyak negara, namun belum pernah ke Makkah untuk melakukan umrah," kata dia.

Setelah berfikir panjang, kurang lebih empat tahun, Isaac akhirnya memutuskan pergi ke Tanah Suci dengan menggunakan sepasang kakinya. "Saya memutuskan terus maju dengan rancangan itu," ujarnya.

Awalnya dia hendak mengajak saudaranya, Zakaria, untuk ikut berjalan kaki. Hanya saja dia bimbang pasport Algeria yang dimiliki Zakaria akan mendapat halangan masalah visa di beberapa tempat. Isaac tidak merasakan kesan dari gelombang sejuk yang melanda Saudi beberapa waktu lalu.

"Sebenarnya saya sering berasa panas kerana terus berjalan. Keadaan yang sukar adalak ketika salji di Perancis dan Austria. Namun, saya terus berjalan dan mendorong troli saya, "kata dia.

Apabila berjalan secara teratur, biasanya Isaac mampu menempuh jarak 50 kilometer per hari. Namun boleh lebih atau kurang dari itu.

Di Saudi, saya sering tidur di dalam rumah kerana banyak orang yang menawarkannya tinggal bersama mereka.

Dia bersyukur pegawai Kementerian Dalam Negeri Saudi sangat membantu dan memberikannya nombor kenalan untuk dihubungi setiap kali Isaac memerlukan bantuan.

"Mereka menawarkan saya ambulans, tapi saya beritahu kepada mereka bahawa saya baik-baik saja," ujarnya. []

Sumber: Ihram

Sabtu, 01 April 2017

Ketika Rasulullah Hancurkan Sebuah Masjid Kaum Munafik


KISAH sebelum Rasulullah SAW bertolak ke Tabuk, orang-orang Munafik membina bangunan yang mereka namakan masjid. Mereka membinanya bukan demi kerana Allah SWT tetapi untuk tujuan menyambut kehadiran seorang yang bernama Abu Amir ar-Rahib.

Abu Amir ar-Rahib adalah seorang yang sangat aktif dalam membakar semangat kaum Musyrik Makkah dalam pertempuran Uhud. Ia lalu memeluk agama Kristian dan berangkat menemui Maharaja Rom yang juga penganut agama Kristian.

Maharaja Rom menjanjikan sokongan kepada Abu Amir ar-Rahib untuk memimpin masyarakat Madinah. Komunikasi antara Abu Amir dengan rakan-rakannya di Madinah berlanjut, dan untuk itulah kaum Munafik mendirikan tempat berkumpul bagi para penyokongnya sambil menanti kedatangannya.

Ketika Bani Amir selesai membangun Masjid Quba di pinggiran Madinah, mereka mengundang Rasulullah SAW untuk solat di sana dan Rasul memperkenankan permintaan mereka.

Bani Ghanim bin Auf, pengasas pembangunan masjid kaum munafik, mengundang juga Rasulullah SAW, tetapi ketika itu Rasul sedang bersiap-siap menuju Tabuk.

Sekembalinya dari Tabuk dan setelah selesainya pembangunan masjid Bani Ghanim itu, Rasulullah SAW bersiap-siap menuju ke sana untuk solat, tetapi sebelum melangkah turun firman Allah surat AT-Taubah (9) ayat 107 yang artinya,

"Dan orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan terhadap orang-orang Mukmin secara khusus, dan masyarakat secara umum, dan untuk kekafiran dan tujuan pengingkaran kepada Allah SWT serta untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin ..."

Begitu turun ayat ini, Rasulullah SAW membatalkan niatnya berkunjung ke masjid Bani Ghani bahkan memerintahkan beberapa orang untuk pergi menghancurkannya. Lokasi bangunan masjid ini dijadikan Rasulullah SAW sebagai tempat pembuangan bangkai dan najis.

sumber islampos.com