Sabtu, 31 Desember 2016

Sanbenito, Topi Khas Tanda Muslim Telah Murtad Yang Dijadikan Simbol Perayaan Tahun Baru

Sanbenito, Topi Khas Tanda Muslim Telah Murtad Yang Dijadikan Simbol Perayaan Tahun Baru


Topi Tahun Baru yang berbentuk kon ternyata adalah topi dengan bentuk yang di sebut SANBENITO, yakni topi yang digunakan Muslim Andalusia (Sepanyol) untuk menandakan bahawa mereka sudah murtad dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang melaksanakan Pasitan Sepanyol.

Ketika kaum Frank yang beragama Kristian Trinitarian menyerang Negeri Muslim Andalusia. Mereka menangkap, menyiksa, membunuh dengan sadis kaum Muslim yang tidak mau tunduk kepada mereka.

Mereka kaum Kristian Trinitarian membentuk lembaga yang bernama Inkuisisi. Sebuah lembaga dalam Gereja Katholik Roma yang bertugas melawan ajaran sesat, atau mahkamah atas seseorang yang didakwa bidaah. Dan dalam hal ini yang dimaksudkan sesat / bidaah adalah MUSLIM!

Adalah sebuah pakaian yang diberi nama SANBENITO, pakaian dan topi khas yang dipakaikan kepada tawanan muslim yang telah menyerah dan mau conferso (confert / murtad).

sanbenitoPakaian ini untuk membezakan mereka (para converso) dengan orang-orang lain ketika berjalan di tempat-tempat umum di Andalusia yang pada masa itu telah takluk di tangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand.

SANBENITO adalah sebuah pakaian yang menandakan bahawa seorang muslim di Andalusia ketika itu telah MURTAD.

Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru memakai pakaian SANBENITO untuk merayakan TAHUN BARU MASEHI dan merayakan ULANG TAHUN.

Meniup trompet-trompet ala topi SANBENITO di saat pergantian tahun.

Perayaan-perayaan yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah yang justru nyata-nyata berasal dari kaum Kafir.

Kaum yang telah merampas kejayaan Muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam, Andalusia.

Setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih sanggup memakai SANBENITO? atau membiarkan anak-anak, adik-adik, sahabat-sahabat kita memakainya? padahal 6 abad yang lalu, SANBENITO adalah pakaian tanda seorang MUSLIM TELAH MURTAD.

sumber eramuslim.com
Tahun Baru Masehi : Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam

Tahun Baru Masehi : Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam


Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2014 akan segera berganti, dan tahun 2015 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, kerana tahun baru Hijriyah telah berlaku beberapa bulan yang lalu. Bagi kita orang Islam, ada apa dengan tahun baru Masehi?

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama selepas Julius Caesar dinobatkan sebagai maharaja Rom, ia memutuskan untuk menukar kalendar tradisional Rom yang telah diwujudkan sejak abad ketujuh SM. Dalam merekabentuk kalendar baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun mengikut perkiraan baru itu dikira sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambah 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM bermula pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teori boleh mengelakkan penyimpangan dalam kalendar baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia menukar nama bulan Quintilis dengan namanya, iaitu Julius atau Julai. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Maharaja Augustus, menjadi bulan Ogos.

Perayaan Tahun Baru

Pada masa ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristian. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekular yang menjadikannya sebagai hari cuti umum kebangsaan untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi bermula pada tarikh 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka-yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja-Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Kebelakangan ini, mereka saling memberikan kacang atau syiling lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year 's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang Kristian yang majoriti menghuni belahan benua Eropah, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Isa Al-Masih atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristian sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tarikh 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau menonton televisyen: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lumba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Syarikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Disember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisyen dari Times Square di tengah-tengah kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat loceng tengah malam berbunyi, siren dibunyikan, kembang api diletupkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapuskan jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa minggu yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun.

sumber eramuslim.com

Jumat, 30 Desember 2016

Kemunculan Dajjal, Tandanya Sudah Terjadi?


AKAN ada beberapa tanda yang kita dapati sebelum Dajjal berada di tengah-tengah kita. Ya, sosok bermata satu, yang mempunyai tulisan "kaafir" di keningnya ini memang mempunyai misi yang paling berbahaya. Maka, Rasulullah ﷺ mewanti-wanti kepada kita, dengan mempersiapkan diri sebelum kedatangannya.

Rasulullah ﷺ memberikan kabar kepada kita bahawa sebelum Dajjal tiba, akan terjadi kemarau panjang. Ya, sekurang-kurangnya selama tiga tahun berturut-turut kemarau tersebut berlaku. Nah, sebelum ini akan terjadi kekeringan yang begitu dahysat. Hingga, sebebkan banyak orang kesulitan mencari air bersih. Dan tahukah anda, bahawa tanda ini sudah mula berlaku?

Dalam islamidia.com dijelaskan kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandakan dengan keringnya tasik Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan maklumat terkini tentang tiga petanda tersebut, sudah nyata berlaku.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi. Diikuti dengan semakin minusnya mata air Zughar. Dan yang paling mengejutkan adalah surutnya air di tasik Tiberias di Israel sudah sangat membimbangkan.

Sedemikian, sehingga kerajaan Israel sibuk mencari sumber air lain. Salah satunya perancangan penyulingan air laut. Seperti telah disebutkan di atas, bahawa dalam hadis lain dikatakan bahawa Dajjal akan keluar dari sarang ditanda setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama kurun 3 tahun.

Oleh sebab itu, bukan lagi masanya kita hanya mementingkan dunia. Sebab, usia bumi ini sudah semakin tua. Ia sudah mulai lelah menjadi pijakan manusia. Terlebih ketika manusia itu berbuat kerosakan. Hal ini terbukti dengan banyaknya bencana yang berlaku. Maka, memperbaiki diri, lebih dekat pada Allah adalah penyelesaian terbaik untuk kita saat ini. Wallahu 'alam.

sumber islampos.com
Ghibah dan Fitnah

Ghibah dan Fitnah

SESUNGGUHNYA banyak dosa yang tak terasa, diantaranya adalah ghibah dan fitnah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallama pernah bersabda, "Tahukah engkau apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab "Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tau"

Salah satu sahabat berkata, "Engkau menyebutkan kejelekan saudara mu yang ia tidak suka untuk didengar orang lain."

Baginda ditanya, "Bagaimana jika yang disebut sesuai dengan kenyataan?" Lalu Nabi Muhammad SAW menjawab, "Jika mengikut kenyataan, berarti engkau 'Mengghibahnya', jika tidak sesuai kenyataan bererti engkau telah 'memfitnahnya'."

Maka orang-orang yang melakukan perbuatan itu lah yang menjadi orang paling jahat di sisi Allah.

Wallahu 'alam bishawab, Semoga kita dijauhkan dari perbuatan demikian. Aamiin.

sumber islampos.com

Rabu, 28 Desember 2016

Dijanjikan Tikar dan Selimut dari Neraka, Ini Dia Orangnya

Dijanjikan Tikar dan Selimut dari Neraka, Ini Dia Orangnya

SIAPA yang menginginkan tinggal di neraka? Tentu tidak semua orang mahukannya. Sebab, kita telah mengetahui bahawa neraka merupakan tempat yang paling mengerikan. Berbagai macam siksaan ada di dalamnya.

Meski begitu, tak sedikit orang yang melakukan perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Padahal, perbuatan itu akan membawa dia ke dalam neraka. Sehingga, ia telah meletakkan dirinya untuk disiksa di neraka.

Salah satu yang telah Allah janjikan pada seseorang yang tidak mematuhi perintah Allah ialah diberi tikar dan selimut dari neraka. Mereka akan merasakan panasnya alas tidur yang sudah dipanaskan selama berjuta-juta tahun tersebut. Lantas, siapakah orang yang memperolehnya?

Ternyata mereka adalah golongan yang orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri terhadapnya. Hal ini dinyatakan dalam surah al-A'raf ayat 40-41, "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, "(QS. Al-A'raf: 40-41).

Imam Ibnu Juraij sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-Azhim mengatakan bahawa pintu-pintu langit tidak dibuka untuk amal dan ruh mereka. Pada surah Al A'raf ayat 41, dijelaskan bahawa Allah tidak akan masuk syurga, bahkan diibaratkan bagai unta yang masuk ke lubang jarum. Hal ini menjadi sebuah bentuk perkara yang mustahil, bahawa kedua-dua golongan ini tidak akan boleh masuk syurga.

Alas tikar dan selimut ini terbuat dari api yang panasnya beribu-ribu kali daripada panas api dunia. Kemudian, inilah yang akan menjadi rakan tidur dua golongan yang begitu sombong dan mendustakan ayat-ayat Allah tersebut.

Ayat di atas juga menjadi seruan kepada manusia agar beriman kepada Allah. Sementara bagi umat Islam, dilarang berbuat zalim agar tidak mendapat jatah tikar dan selimut tersebut. Tak satupun dari golongan orang-orang zalim yang mampu lepas dari siksa api neraka ini.

sumber islampos.com

Senin, 26 Desember 2016

Imam Mahdi Telah Datang, Ini Tanda-tandanya

Imam Mahdi Telah Datang, Ini Tanda-tandanya


TIBA di akhir zaman, kita akan kedatangan salah seorang yang paling berperanan penting bagi umat Islam. Dialah Imam Mahdi. Dia yang akan memimpin umat Islam pada jalan kebenaran dan keselamatan. Dia akan berjuang bersama Nabi Isa yang turun kembali ke bumi untuk membunuh Dajjal.

Hanya saja, pada bila-bila itu terjadi, kita belum mengetahuinya. Meski begitu, kita akan mengetahui dari tanda-tandanya. Ya, akan ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahawa Imam Mahdi telah hadir di tengah-tengah kita. Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Imam Mahdi?

Dalam sebuah hadis Nabi ﷺ memberikan gambaran umum indikasi kedatangan Imam Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua-dua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini.

"Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman, "(HR. Ahmad 10898).

Hadis berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahawa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting.

Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin.

Kedua, dibai'atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Kaabah.

Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai'at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.

"Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai'at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai'at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Kaabah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Makkah dan Madinah, "(HR. Abu Dawud 3737).

sumber eramuslim.com

Minggu, 25 Desember 2016

Pemimpin Adil di Akhir Zaman, Hanya Berkuasa 7 Tahun?

Pemimpin Adil di Akhir Zaman, Hanya Berkuasa 7 Tahun?


APAKAH Anda mula merasa lelah menduduki dunia ini? Adakah pernah terlintas di benak anda untuk segera meninggalkan dunia saja? Ya, hal semacam ini mungkin terjadi pada banyak orang. Melihat keadaan dunia yang tak lagi bersahabat dengan penghuninya. Ditambah lagi dengan banyaknya manusia yang bangga dengan kemasiatannya.

Selain itu, pemimpin-pemimpin masa kini, lebih banyak hanya memikirkan dirinya sendiri daripada rakyatnya. Kesejahteraan dan apa yang diperlukan rakyat tak lagi didengar. Dasar yang dibuat seringkali menjadi beban bagi rakyatnya. Hasilnya, banyaknya pertikaian yang terjadi. Hingga, bumi ini terasa bukanlah tempat yang selamat lagi untuk dijadikan tempat tinggal.

Meski begitu, kita tak perlu bimbang. Kita harus yakin bahawa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang selalu berpegang teguh pada syariatnya merasakan beban melebihi kesanggupannya. Allah telah berjanji bahawa mendekati akhir zaman kelak, kita akan memperoleh pemimpin yang adil dan sentiasa memberi perhatian kepada keperluan rakyatnya. Siapakah dia?

Dialah Imam Mahdi. Sang Mahdi yang mempunyai nama asli Muhammad ini akan menjadi pemimpin yang adil. Dia akan melaksanakan suatu dasar yang mensejahterakan rakyatnya. Bahkan, pada masanya ini kemakmuran akan tersebar. Sehingga, setiap orang tidak lagi berputus asa dalam menjalani hidupnya.

Tetapi, tentu saja kita tahu bahawa segala sesuatu yang ada di dunia ini tidaklah abadi. Begitu pula kepemimpinan seseorang. Akan tiba masanya Imam Mahdi tidak lagi boleh menjadi pemimpin. Sebab, Imam Mahdi pun hanya manusia biasa. Ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Lantas, berapa lama Imam Mahdi akan berkuasa?

Disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi, "Imam Mahdi akan muncul di tengah-tengah umatku dan ia akan berkuasa selama lima, tujuh atau sembilan tahun," Ada keraguan dari Zaid, salah seorang periwayat hadis ini.

Al Mubarakfuri menjelaskan, "Dalam riwayat dari Abu Sa'id Al Khudri dalam sunan Abu Daud disebutkan bahawa Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun dan tidak ada keraguan sama sekali dari perawi. Begitu pula dalam hadis Ummu Salamah disebutkan pula bahawa Imam Mahdi akan berkuasa selama tujuh tahun. Di sini juga tanpa disebutkan adanya keraguan dari perawi. Dari sini, hadis yang menggunakan lafazh tegas lebih didahulukan daripada lafazh yang masih ada syak (keraguan), "(Tuhfatul Ahwadzi, Syaikh Muhammad 'Abdurrahman bin' Abdurrahim Al Mubarakfuri Abul 'Alaa, 6/404, Darul Kutub Al' Ilmiyyah, Beirut) .

Dari penjelasan beliau menunjukkan bahawa yang lebih tepat jika kita katakan, Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun. Wallahu a'lam.

islampos.com
Di Hari Kiamat, Inilah Umat Islam yang Diusir Rasulullah

Di Hari Kiamat, Inilah Umat Islam yang Diusir Rasulullah


KITA tentu merasa bangga menjadi umat Rasulullah bukan? Memandangkan, Nabi kita itu sangat menyayangi kita. Ia lebih peduli terhadap umatnya daripada dirinya sendiri. Ia selalu memikirkan kesejahteraan umatnya.

Meski begitu, tak semua umat Nabi Muhammad ﷺ memperoleh keselamatan. Bahkan, ada sekumpulan umatnya yang diusir olehnya pada hari kiamat. Siapakah mereka?

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu mengisahkan, pada suatu hari Nabi ﷺ mendatangi kuburan. Lalu beliau mengucapkan salam, "Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian."

Selanjutnya beliau bersabda, "Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku."

Mendengar ucapan ini, para sahabat kehairanan. Sehingga mereka bertanya, "Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah umatku yang akan datang kelak."

Kembali para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali umatmu yang sampai saat ini belum dilahirkan?" Beliau menjawab, "Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang mempunyai kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lain yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya? "

Para sahabat menjawab, "Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya." Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda, "Sebenarnya umatku pada hari kiamat akan datang dalam keadaan wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar petanda mereka berwudhu semasa hidupnya di dunia. "

Aku akan menanti umatku di pinggir telagaku di alam mahsyar. Dan ketahuilah bahawa akan ada dari umatku yang diusir oleh Malaikat. Sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga ia pun diusir. Melihat sebahagian orang yang mempunyai tanda-tanda pernah berwudhu, maka aku memanggil mereka, "Kemarilah." Namun para malaikat yang mengusir mereka berkata, "Sebenarnya mereka sepeninggalmu telah mengubah-ubah ajaranmu."

Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku (Rasulullah) berkata, "Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku mengubah-ubah ajaranku," (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim).

sumber islampos.com

Kamis, 08 Desember 2016

KENAPA DINAMAKAN ” JUMAAT”.

KENAPA DINAMAKAN ” JUMAAT”.

سمي يوم الجمعة بهذا الاسم لاجتماع الناس في الصلاة، وهو اليوم الذي جُمع فيه الخلق وكمل، وهو اليوم الذي يجمع الله فيه الأولين والآخرين للحساب والجزاء

Dinamakan Jumaat kerana:

Menghimpunkan manusia untuk menunaikan solat.

Hari dihimpunkan manusia dan disempurnakan kejadiannya.

Hari manusia dihimpunkan dan dihitung amalan mereka.

HARI YANG MULIA

Hari Jumaat merupakan nikmat rabbaniyah yang selalu dijadikan bahan kedengkian musuh-musuh Islam.
Hari Jumaat merupakan kurnia  dari Allah untuk umat ini yang telah dijadikan sebagai umat terbaik yang dikeluarkan di tengah-tengah manusia. Allah mengutamakan hari ini di atas semua hari dalam sesuatu minggu dan Dia mewajibkan kepada orang Yahudi dan Nashrani untuk mengagungkannya. Tapi, mereka mengingkarinya dan sebaliknya memilih hari lain sehingga mereka tersesat dan tidak mendapat petunjuk. Kemudian Allah SWT terus menunjukkan kepada mereka yang beriman kemuliaan hari ini dengan mengagungkannya.
.
Dari Abu Hurairah r.a., beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:
نَحْنُ الآخِرُونَ السَّابِقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوْتُوْا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا، ثُمَّ هذَا يَومُهُمُ الَّذِي فُرِضَ عَلَيْهِمْ فَاخْتَلَفُوا فِيهِ فَهَدَانَا اللهُ، فَالنَّاسُ لَنَا فِيْهِ تَبَعٌ : اليَهُوْدُ غَداً ، وَالنَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ
Kita adalah orang terakhir, namun yang pertama pada hari kiamat meskipun mereka telah diberikan kitab sebelum kita. Hari ini (Jumaat) adalah hari yang telah Allah wajibkan atas mereka, namun mereka mempertikaikannya. Maka Allah menunjukkan kita akan hari itu sehingga orang-orang mengikuti kita dalam hari ini (Jumaat), sementara orang-orang Yahudi esok (Sabtu) dan orang-orang Nashrani esoknya lagi (Ahad). (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, An-Nasai dan lainnya)
.
Maksud “Kita sebagai orang terakhir” adalah sebagai keberadaan umat terakhir di dunia. Namun di akhirat kelak akan mendahului mereka. Iaitu menjadi umat pertama yang dihimpunkan di Mahsyar, umat pertama yang dihisab, umat pertama yang diadili dan umat pertama yang akan masuk syurga.
Dalam riwayat Muslim dari hadis  Hudzaifah:
“Kami umat terakhir dari penduduk bumi, namun menjadi umat pertama pada hari kiamat yang diadili sebelum umat-umat lain.”
Dan dalam riwayat Muslim lainnya:
“Kita adalah orang terakhir, namun yang paling awal pada hari kiamat. Dan kita adalah orang yang pertama kali masuk syurga.”
.
Manakala maksud diwajibkan adalah mesti memuliakan hari tersebut. Menurut Ibnu Baththal, mereka tidak diperintahkan dengan jelas untuk memuliakan hari Jumaat yang kemudian mereka tinggalkan. Alasannya, seseorang tidak boleh meninggalkan kewajiban yang Allah tetapkan atasnya sementara masih berstatus mukmin. Lalu beliau rahimahullah berkata:
“Diwajibkan atas mereka (memuliakan) satu hari dalam seJumaat. Lalu mereka diberi pilihan untuk menegakkan syari’at mereka pada hari itu. Kemudian mereka berselisih tentang hari itu dan tidak mendapat petunjuk untuk memilih hari Jumaat.”  Demikian juga yang dinyatakan oleh Al-Qadhi ‘Iyadh. (Lihat Fathul Baari: 2/355)
.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Mungkin juga mereka telah diperintah dengan jelas, lalu mereka berselisih pendapat apakah wajib menentukan hari itu saja atau dibolehkan untuk menggantinya dengan hari lain. Kemudian mereka berijtihad dalam hal itu, lalu salah.”  (Lihat Fathul Baari: 2/355)
.
Dan dalam Fathul Baari, Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan sebuah hadis penutup terhadap masalah ini yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari jalur Thariq Asbath bin Nashr, dari As-Sudiy dengan lafaz  yang sangat jelas bahawa mereka diwajibkan untuk memuliakan hari Jumaat saja lalu mereka menolak. Sabda Rasulullah shallallahu’ alaihi wasallam:
إِنَّ اللَّه فَرَضَ عَلَى الْيَهُود الْجُمُعَة فَأَبَوْا وَقَالُوا : يَا مُوسَى إِنَّ اللَّه لَمْ يَخْلُق يَوْم السَّبْت شَيْئًا فَاجْعَلْهُ لَنَا
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan (untuk mengagungkan) hari Jumaat atas Yahudi, lalu mereka menolaknya dan berkata: “Wahai  Musa, sesungguhnya Allah tidak menciptakan apa-apa pada hari Sabtu, maka jadikan hari itu untuk kami. (Fathul Baari: 3/277 dari Maktabah Syamilah)

Sabtu, 03 Desember 2016

Burung Terbang Secara Bersaf-Saf Dalam Al-Quran

Burung Terbang Secara Bersaf-Saf Dalam Al-Quran


صورة وآية: الطير صافات
من الذي يمسك هذه الطيور أثناء طيرانها في السماء؟ ومن الذي سخرها لنا لنتعلم منها فن الطيران، ولولا الطيور لم يتمكن الإنسان من اختراع الطائرات….
راقب العلماء الطيور طويلاً وذُهلوا من التقنيات التي تستخدمها في طيرانها. وتبين أن هذه الطيور تستخدم تقنيات معقدة وتجري عمليات كثيرة في دماغها لتقدير المسافات والتنسيق بين حركة الجناحين، لضمان الإقلاع والهبوط الناجح. والطير يعتمد على بسط الجناحين وقبضهما وتنشأ غريزة الطيران لديه من دون أن يتعلمها، فهو مبرمج مسبقاً لينفذ هذه العمليات.
يقول تعالى: (أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ) [الملك: 19]
Patutkah mereka menutup mata dan tidak memerhatikan (kekuasaan Allah pada) burung-burung yang terbang di atas mereka, (siapakah yang menjaganya ketika) burung-burung itu mengembang dan menutupkan sayapnya? Tidak ada yang menahannya (daripada jatuh) melainkan (kekuasaan) Allah Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat serta mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
. إن الله تعالى سخَّر لهذه الطيور وسائل عديدة لطيرانها، فسخر الهواء الذي يحملها، وسخر لها جناحين، وسخر أيضاً دماغاً يحوي ملايين الخلايا ليرشدها إلى عملها بأمان.
وقد تمكن العلماء من تقليد الطيور والاستفادة منها في اختراع الطائرة، فهذه الطيور مسخَّرة لنا لنتعلم منها فن الطيران، ولذلك قال تعالى: (أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ) [النحل: 79].
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang melayang-layang di angkasa? Tiada yang menahan mereka (dari jatuh) melainkan Allah; sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
ولذلك لا يسعنا إلا أن نقول سبحان الله! فهو الذي سخر لنا هذه المخلوقات، ولابد أن يجد فيها العلماء فوائد أخرى فيما لو اعتبروا أن هذه الطيور مسخرة لنا. يقول تعالى: (أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ) [النور: 41].
Tidakkah engkau mengetahui bahawasanya Allah (Yang Maha Esa dan Maha Kuasa) sentiasa bertasbih kepadaNya sekalian makhluk yang ada di langit dan di bumi serta burung-burung yang terbang berbaris di angkasa? Masing-masing sedia mengetahui (menurut keadaan semulajadinya) akan cara mengerjakan ibadatnya kepada Allah dan memujiNya dan Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka lakukan.
sumber peribadirasulullah.wordpress.com

Himpunan Hadis Nabi SAW Mengenai Keadaan Akhir Zaman Petanda Kiamat


Himpunan Hadis Nabi SAW Mengenai Keadaan Akhir Zaman Petanda Kiamat
Untuk renungan bersama…
Orang Yang Tak Sedarkan Diri
Daripada Abu Hurairah r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Jika ada seseorang berkata, ramai orang telah rosak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rosak di antara mereka” (HR Muslim)

Ahli Ibadat Yang Jahil Dan Ulama Yang Fasik
Daripada Anas r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah SAW “Akan ada pada akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasik ” (HR Ibnu Ady)
[Orang jahil yang rajin beribadat dan ada pula orang alim yang fasik]

Menjual Agama Kerana Dunia
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada mereka “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung” (HR Tirmizi)

Pendusta Dan Pengkhianat
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara (cuba membetulkan) hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya “Apakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Orang kerdil, hina, dan tidak mengetahui bagaimana hendak mengurus orang yang ramai” (HR Ibnu Majah)

Kefasikan Berleluasa
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman pada waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau seseorang yang masih beriman pada waktu petang, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia” (HR Muslim)

Penindasan Terhadap Umat Islam
Daripada Tsauban r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni bekas hidangan mereka” Maka salah seorang sahabat bertanya “Apakah kerana kami sedikit pada hari itu?” Nabi SAW menjawab “Bahkan kamu pada hari itu terlalu ramai, tetapi kamu umpama buih pada masa banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu daripada hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya “Apakah ‘wahan’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud)

Namanya Saja Islam
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW “Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al-Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah langit. Daripada merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali ” (HR Al-Baihaqi)

Budaya Barat Ikutan Umat Islam Kini
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak sekalipun kamu akan mengikut mereka” Sahabat bertanya “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?” Nabi SAW menjawab “Siapa lagi?” (HR Muslim)

Ulama Tidak Dipedulikan
Daripada Sahl bin Saad as-Sa ‘idi r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah! Janganlah Engkau menemukan aku dan mudah-mudahan kamu juga tidak bertemu dengan suatu zaman di mana para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam, lidah mereka seperti lidah orang Arab” (HR Ahmad)

Ulama Agama Semakin Berkurang
Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Bahawasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekali gus daripada manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila telah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanyakan, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain” (HR Muslim)

Golongan Anti Hadis
Daripada Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Beliau berkata, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan kepadanya sebuah hadis dari hadisku maka dia berkata “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitab Allah sahaja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan” (Kemudian Nabi SAW melanjutkan sabdanya) “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah SAW itu samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah SWT” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Berbangga-Bangga Dengan Masjid
Dari Anas bin Malik r.a. Bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari Kiamat sehingga umatku bermegah-megah dengan bangunan masjid” (HR Abu Daud)

Tak Ada Imam Untuk Solat Berjemaah
Daripada Salamah binti al-Hurr r.a. Beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, kerana mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka solat” (HR Ibnu Majah)

Penyakit Umat Islam Masa Kini
Daripada Abu Hurairah r.a. Katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Umatku akan ditimpa penyakit -penyakit yang pernah menimpa umat-umat terdahulu” Sahabat bertanya “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi SAW menjawab “Penyakit-penyakit itu adalah, 1.Terlalu sombong, 2.Terlalu mewah, 3.Mengumpulkan harta sebanyak mungkin, 4.Tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, 5.Saling memarahi, 6.Dengki-mendengki sehingga menjadi zalim menzalimi” (HR Hakim)

Perangkap Riba
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali dia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau dia tidak memakannya secara langsung, dia akan terkena debunya” (HR Ibnu Majah)

Manusia Tak Peduli Mengenai Sumber Pendapatannya
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, bersabda Rasulullah saw, “Akan datang suatu zaman seseorang tidak mempedulikan daripada mana dia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram” (Riwayat Muslim)

Banyaknya Sumber Galian
Daripada Ibnu Omar r.a. Beliau berkata “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah SAW sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari lombong (galian) mereka. Maka sahabat berkata “Wahai Rasulullah! Emas ini adalah hasil galian kita” Lalu Nabi SAW menjawab “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat ” (HR Baihaqi)

Khamar
Daripada Abu Malik Al-Asy’ari r.a. Katanya Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya akan ada sebahagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. Sambil diiringi dengan alunan muzik dan suara biduanita. Allah SWT akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan Allah SWT akan mengubah mereka menjadi kera atau babi” (HR Ibnu Majah)

Banyaknya Perzinaan
Dari Anas r.a. Beliau berkata “Aku akan menceritakan kepada kamu sebuah Hadis yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Di antara tanda kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nanti seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang perempuan” (HR Bukhari Muslim)

Berpakaian Tetapi Telanjang
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pernah aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok sewaktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka bagaikan bonggol (belakang unta). Kedua golongan ini tidak akan masuk syurga, malah tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya keharuman syurga itu akan terhidu dari jarak perjalanan yang sangat jauh (HR Muslim)

Perilaku Manusia Masa Kini
Dari Aisyah r.a. Dia berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapanya), hujan akan menjadi panas, akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan orang tua, dan orang yang jahat berani melawan orang-orang baik” (HR Thabrani)

Anak Menjadi Tuan Kepada Ibunya
Daripada Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), …kemudian Jibrail bertanya kepada Rasulullah SAW ” Maka khabarkan kepadaku tentang hari kiamat?” Lalu Nabi SAW menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya” Maka Jibrail berkata “Kalau begitu cuba khabarkan kepadaku tanda-tandanya” maka Nabi SAW menjawab “Bahawa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya menggembala kambing itu berlumba-lumba untuk membuat binaan” (Riwayat Muslim)

Peperangan Demi Peperangan
Daripada Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah SAW bersabda “Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah dan sering terjadi “al-Harj”. Sahabat bertanya “Apakah al-Harj itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab “Peperangan, peperangan, peperangan” Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR Ibnu Majah)

Perang Di Sekitar Sungai Furat (Iraq) Kerana Berebut Kekayaan
Daripada Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda “Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai Furat (Sungai Euphrates, Iraq) menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh kerana merebutnya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan daripada seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu” Di dalam riwayat lain disebutkan “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa sahaja yang hadir di situ janganlah dia mengambil sesuatu pun dari harta tersebut” (HR Bukhari Muslim)
[Terdapat sebahagian pihak yang menyatakan bahawa perkataan emas di dalam Hadis ini sebenarnya petroleum ]

Waktu Terasa Pendek
Daripada Anas bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam dirasakan seperti satu kilatan api” (HR Tirmizi)

Hilangnya Sifat Amanah
Daripada Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Katanya, …”Kemudian jadilah orang ramai berjual beli, maka hampir sahaja tiada seorang pun yang suka menunaikan amanah, sehingga dikatakan orang bahawasanya di kalangan Bani Fulan (di kampung yang tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang ramai mengatakan “Alangkah tekunnya dia dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya seberat timbangan biji sawi.” (HR Bukhari & Muslim)

Islam Akan Pudar Secara Perlahan-Lahan
Daripada Huzaifah bin al-Yaman r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Islam akan lenyap seperti hilangnya corak pada pakaian, sehingga orang tidak mengerti apakah yang dimaksudkan dengan puasa, apakah yang dimaksudkan dengan solat, apakah yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apakah yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Quran akan hilang semuanya pada suatu malam sahaja, maka tidak ada yang tertinggal di permukaan bumi ini darinya walaupun hanya satu ayat. Sesungguhnya yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya orang tua, lelaki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat LAILAHAILLALLAH, lalu kami pun mengucapkannya juga” (HR Ibnu Majah)

Bilakah Akan Terjadi Kehancuran?
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata “Pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang berada dalam suatu majlis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah SAW “Bilakah akan terjadi hari Kiamat?” Nabi SAW terus saja berbicara. Sebahagian yang hadir berkata “Beliau (Nabi SAW) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya” Sementara yang lain berkata “Sesungguhnya beliau tidak mendengar pertanyaan itu” Sehingga apabila Nabi SAW selesai berbicara, beliau bersabda “Di mana orang yang bertanyakan mengenai hari Kiamat tadi?” Lalu Arab Badwi itu menyahut “Ya! Saya wahai Rasulullah” Maka Nabi SAW bersabda “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat” Arab Badwi itu bertanya pula, “Apa yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu?” Nabi SAW menjawab “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari Kiamat” (HR Bukhari)

Kebinasaan Umat Islam
Daripada Ummul Mukminin , Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah SAW), beliau berkata,”(Pada suatu hari) Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, LAILAHAILLALLAH, celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka dari dinding Yakjud dan Makjud seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang soleh?” Lalu Nabi SAW bersabda “Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Punca Kebinasaan Seseorang
Dari Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Akan datang suatu zaman di mana orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali apabila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain, dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala sumber pendapatan tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah disebabkan memenuhi kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau dia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya disebabkan memenuhi kehendak kedua ibu bapanya. Dan jikalau ibu bapanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya disebabkan mengikuti kehendak keluarganya atau disebabkan mengikuti kehendak jiran tetangganya” Sahabat bertanya “Wahai Rasulullah SAW, apakah maksud perkataan engkau itu?” Nabi SAW menjawab “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan hidupnya. Maka ketika itu sesungguhnya dia telah menceburkan dirinya ke jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya” (HR Baihaqi)

Perselisihan Yang Banyak
Daripada Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. Beliau berkata “Telah menasihati kami Rasulullah SAW akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berikanlah pesanan kepada kami” Lalu baginda pun bersabda “Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekali pun yang memimpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya daripada kamu pasti dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid’ah itu adalah sesat” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

Golongan Yang Selamat
Daripada ‘Auf bin Malik r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nasrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga. Demi Tuhan yang diriku di dalam kekuasaanNya, umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan sahaja yang masuk syurga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya “Golongan mana yang selamat?” Nabi SAW menjawab “Mereka adalah jemaah” (HR Ibnu Majah)

Orang Asing
Daripada Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, Bersabda Rasulullah SAW “Islam mula berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR Muslim)

Kepayahan Orang Yang Beriman
Daripada Anas r.a. Berkata Rasulullah SAW bersabda ”Akan datang pada manusia suatu zaman di mana orang yang berpegang teguh di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR Tarmizi)

Kesusahan Itu Lebih Baik Daripada Kesenangan
Daripada Ali bin Abi Thalib r.a “Bahawasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair r.a. Dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertampal dengan kulit. Tatkala Rasulullah SAW melihat kepadanya. Baginda menangis dan menitiskan air mata kerana mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekah dahulu (kerana sangat dimanjakan oleh ibunya), dan kerana memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekah). Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi pada waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi pada waktu petang dengan pakaian yang lain pula. Dan apabila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghiasi) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Kaabah?” Maka jawab sahabat “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami pada waktu itu lebih baik daripada keadaan kami pada hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat sahaja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki” Lalu Nabi SAW bersabda “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu” (HR Tirmizi)

Golongan Yang Sentiasa Menang
Daripada Mughirah bin Syu’bah r.a. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda “Sentiasa di kalangan umatku ada golongan yang sentiasa menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah SWT. Mereka senantiasa menang. (HR Bukhari

Selasa, 29 November 2016

Mencintai Rakyatnya Melebihi Dirinya


Kota Madinah masih gelap. Diselimuti malam. Malam masih belum mula beranjak pagi. Suasana sepi. Penduduknya terlelap oleh buaian tidur. Hanya suara angin gurun pasir menerpa pohon dan bangunan disertai udara dingin yang menusuk.

Seorang laki-laki berjalan sendirian dikegelapan. Lihat lorong-lorong rumah penduduk Madinah. Mungkin ini tak lazim. Tak lazim bagi orang yang tak mempunyai tujuan. Langkah kakinya terus menembusi kegelapan malam. Tak menghiraukan dinginnya udara malam. Apa yang anda cari laki-laki itu? Adakah malam itu begitu penting bagi laki-laki itu? Malam terus beranjak. Sehingga laki-laki itu berhenti dan berdiri di dekat sebuah rumah yang kecil.

Laki-laki itu mendengar suara wanita. Dialog antara ibu dan anaknya. Wanita tua itu menyuruh anaknya mencampurkan susu yang akan dijual dengan air. "Ibunda. Amirul Mu'minin melarang perbuatan seperti itu ", tukas anaknya. "Tetapi, Amirul Mu'minin tidak ada bersama kita", sahut ibunya. "Kalaupun Amirul Mu'minin tidak melihat kita, bukankah Allah selalu mengawasi kita", tegas anaknya. Laki-laki yang berdiri dekat rumah itu termangu, ketika ia mendengar dialog ibu dengan anaknya.

Laki-laki yang berjalan digelapan malam, dan meneroka lorong-lorong kota Madinah, tak lain adalah Khalifah Umar Ibn Kaththab. Ketika orang-orang terlelap tidur dan rehat di malam hari, justru ia mengelilingi Madinah, ingin mengetahui keadaan rakyatnya. Tak puas hanya dengan laporan para pejabatnya. Khalifah Umar ingin melihat langsung keadaan rakyatnya. Masih adakah rakyatnya yang tak dapat tidur di malam hari, kerana perutnya lapar? Adakah rakyat yang memerlukan bantuan? Wanita-wanita tua, janda, dan anak-anak yatim, tak boleh mereka lapar. Umar rela tak tidur di malam hari. Ia takut kalau-kalau rakyatnya ada yang kelaparan.

Khalifah Umar Ibn Kaththab yang sangat mencintai rakyatnya itu, fikirannya terus dibayangi dialog antara ibu dengan anaknya. Umar benar-benar tersentuh ucapan anak perempuan itu. Kemudian, di pagi hari ia mengumpulkan seluruh anak laki-lakinya, dan menceritakan perihal dialog antara ibu dengan anaknya, yang ia dengar kepada anak-anaknya, ketika ia melakukan lawatan ke rumah-rumah penduduk di malam hari. Umar menyuruh di antara anak laki-lakinya menikahi anak perempuan itu. Lalu, salah seorang anaknya bernama Ashim, menunjukkan tangan, menyatakan keinginannya menikahi anak wanita itu "Kalau begitu, pergilah dan nikahlah dengannya. Alangkah baiknya engkau datang dengan seorang penunggang kuda yang menguasai bangsa Arab ", ujar Umar.

Asim menikahi anak perempuan yang bertaqwa dan berbakti itu.Kedua suami-isteri itu menjalani kehidupannya. Lalu, Allah azza wa jalla menakdirkan keduanya mempunyai seorang anak, anak wanita yang diberi nama Layla. Anak perempuan begitu cantik dan lembut. Seterusnya, Layla menapaki kehidupan, dan mendapat asuhan dan bimbingan dari kedua orang tuanya, yang soleh, putra Umar Ibn Kaththab. Ketika, Layla mencapai usia nikah, ia dilamar oleh Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam, seorang pembesar dari Bani Marwan setelah saudaranya Abdul Malik bin Marwan. Usai akan nikah, Layla dibawa ke istana oleh suaminya, Abdul Aziz, dan bergabunglah antara kemuliaan dan ketaqwaan. Sepasang suami-istteri (Layla-Abdul Aziz) oleh Allah azza wa jalla, dianugerahi seorang anak laki-laki yang lembut, cerah, kacak, dan amat menyenangkan yang memandang. Mereka sepakat memberi nama dengan nama datuknya al-Faruq Umar Ibn Khaththab radhiyallahu 'anhu.Akhirnya, di pelataran kehidupan dunia ini, lahir seorang anak laki-laki bernama Umar bin Abdul Aziz, yang terhimpun pada dirinya kemulian dari dua orang, ayah dan ibu, yang masih keturunan Umar Ibn Kaththab.

Suatu hari, Umar Ibn Kaththab bangun tidur dengan perasaan yang bahagia. Lalu, ia berkata: "Alangkah bahagianya sekiranya ada dari keturunanku yang mengisi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia ini dipenuhi dengan kezaliman", gumamnya. Dalam perjalanan hidupnya, pemuda Umar bin Abdul Aziz, tumbuh di tengah keharuman iman, dan kesemerbakan ilmu. Kala itu, kota Madinah yang suci, masih ada Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa salam. Sehingga, Umar bin Abdul Aziz, masih sempat menimba ilmu dari mereka. Umar bin Abdul Abdul Aziz masih bertemu dengan Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma. "Wahai ibuku, aku ingin menjadi seperti bapa saudara - yakni Abdullah bin Umar rahdiyallahu 'anhuma". Mendengar ucapan anaknya itu, betapa bahagia ibunya. "Engkau tentu akan menjadi seperti bapa saudara anda. Engkau tentu akan menjadi seperti dia! ", Jawab ibunya.

Ketika itu, Umar bin Abdul Aziz menjadi Gabenor Madinah, dan bilik tamunya, selalu ditepnuhi oleh orang-orang yang soleh, para ulama yang jujur ​​dan ahli syariat. Ruangannya selalu diisi dengan dzikrullah dan perbincangan ilmu yang bermanfaat. Sampai, suatu hari hambanya mengantarkan hendak memukul pelayannya, sebelum dipukul pelayan itu berucap: "Wahai Umar! Ingatlah kepada malam yang paginya menjadi kiamat ", ucap sang pelayan. Kala mendengar ucapan pelayan itu, Umar bin Abdul Aziz, lalu berubah total. Seluruh hidup berubah. Ia tinggalkan segala bentuk kemewahan. Makanan yang lazat, pakaian yang indah, yang terbuat dari sutera, ia tinggal kenikmatan duniawi.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah meriwayatkan sebuah hadis: "Sesungguhnya, Allaha Tabaraka wa Ta'ala akan membangkitkan pada setiap seratus tahun oran yang memperbaharui (mujaddid) terhadap agama bagi umat ini". Seterusnya, Imam Ahmad menyatakan: "Kami melihat seratus tahun pertama, ternyata Umar bin Abdul Aziz", tambahnya.

Umar telah menthalak dunia dengan talak tiga (talak ba'in). Ia telah meninggalkan sebab yang mengantarkannya kepada kesenangan dunia. Ia telah memuntahkannya. Ia tidak membuat bangunan, dan tidak menyusun batu bata di atas batu bata yang lain. Ia orang yang sangat lembut hatinya. Lekuk matanya terus mengalir bulir-bulir air mata. Umar selalu inga akan kematiannya. Muqatil bin Hayyan rahimahullah bercerita: "Aku pernah shalat di belakang Umar bin Abdul Aziz. Apabila ia membaca ayat "Dan berhentikanlah mereka. Sesungguhnya, mrekaakan ditanya ". Dan, ayat itu diulang-ulang, sehingga Umar tak mampu meneruskan bacaannya, kerana menangis.

Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz sangatlah pendek. Hanya kurang dari dua tahun. Tapi, seluruh negeri mendapatkan keadilan. Bahkan, ketika menjelang usainya ramadhan, tak lagi ditemui di seluruh negeri, rakyatnya yang berhak mendapat zakat. Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang alim, adil, dan ahli zuhud.

Ketika ia meninggal hanya meninggalkan dua potong baju, yang ia pakai, dan sebuah hambal, yang ia gunakan menerima tetamu. Padahal, dia seorang khalifah. Wallahu 'alam.

sumber eramuslim.com

Senin, 28 November 2016

Hercules dan Rahsia Kekalahan Empayar Rom

Hercules dan Rahsia Kekalahan Empayar Rom

Al-Walid bin Muslim berkata, Telah berkata kepadaku orang yang langsung mendengar dari Yahya al-Ghassani yang mendengar cerita dari dua orang lelaki dari kaumnya, keduanya berkata, "Ketika Kaum Muslimin turun memasuki Jordania, kami saling berkata sesama kami bahawa Damsyik akan dikepung. Kami pun berangkat berusaha mendapatkan maklumat yang sebenarnya. Ketika kami dalam keadaan demikian tiba-tiba datanglah utusan pendeta menyuruh kami untuk menghadapnya, kami segera datang menemuinya. Dia bertanya kepada kami, "Apakah kalian berdua dari warga Arab?" Kami menjawab, "Ya!"

Kemudian dia bertanya lagi, "Apakah kalian berdua beragama Nasrani?" Kami menjawab, "Ya!" Dia berkata, "Hendaklah salah seorang dari kalian pergi mencari maklumat mengenai kaum muslimin dan lihat bagaimana keadaan mereka? Sementara yang lain hendaklah bersiap-siap menjaga harta saudaranya. "Salah seorang dari kami masuk mengintai. Tak berapa lama dia kembali kepada pendeta memberitahukan apa yang dilihatnya sambil berkata, "Aku datang membawa berita kepadamu tentang suatu kaum yang lembut. Mereka mengendarai kuda yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana rahib-rahib ahli ibadah dan di siang hari mereka adalah penunggang kuda yang tangguh. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak. Jika engkau mengajak teman dudukmu untuk berbicara maka ia tidak akan paham apa yang engkau katakan disebabkan riuh-rendahnya suara mereka membaca al-Quran dan berzikir. "

Setelah itu sang pendeta berkata kepada para sahabatnya, "Telah datang kepada kalian suatu kaum yang tak mungkin dapat kalian kalahkan." Ahmad bin Marwan al-Maliki meriwayatkan dalam Al-Mujalasah, dia berkata, Telah berkata kepada kami Abu Ismail at-Tirmizi, dia berkata , Telah berkata kepada kami Abu Muawiyah bin Amru dari Abu Ishaq, dia berkata, "Tidak satupun musuh yang dapat duduk tegar di atas untanya ketika berhadapan dengan para sahabat Nabi. Ketika berada di Anthakiyah, Heraklius bertanyakepada para pasukan Romawi yang kalah perang, "Celakalah kalian, beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia seperti kalian juga? "Mereka menjawab," Ya! "Heraklius kembali bertanya," Apakah jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya? "Mereka menjawab," Jumlah kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka di setiap tempat. " Heraklius bertanya lagi, "Jadi kenapa kalian kalah?"

Maka salah seorang yang dituakan dari mereka menjawab, "Kami kalah disebabkan mereka shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kepada perbuatan ma'ruf mencegah dari perbuatan mungkar dan saling jujur ​​sesama mereka. Sementara kita gemar meminum khamr, berzina, mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji, menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada kemungkaran, melarang dari apa-apa yang diridhai Allah dan kita selalu berbuat kerosakan di bumi. "Mendengar jawaban itu Heraklius berkata," engkau telah berkata benar. "

Dinukil dari Kitab: KITAB AL-Bidayah Wan Nihayah

IBNU KATSIR

sumber eramuslim.com

Minggu, 27 November 2016

‘Aplikasi Si Muka Anjing’, Inilah Hukumnya dalam Islam

‘Aplikasi Si Muka Anjing’, Inilah Hukumnya dalam Islam

aplikasi-muka-anjing

Zaman yang terus berkembang, membuat para manusia pun berfikir lebih cemerlang. Mereka mula menyesuaikan diri dengan dunia. Mereka membuat perubahan-perubahan demi kemajuan peradaban dunia. Salah satunya dengan membuat teknologi. Dimana, hal ini akan memudahkan seseorang dalam menjalankan kehidupannya.

Kecanggihan tekonologi, bukan hanya dimanfaat dalam hal yang penting saja. Dalam hiburan pun boleh. Salah satunya, aplikasi snapchat.

Jaman sekarang siapa sih yang tidak tau dengan snapchat? Aplikasi dengan logo berwarna kuning dan putih ini kini seakan menjadi aplikasi wajib yang harus dimiliki oleh anak-anak kekinian. Aplikasi ini berfungsi untuk membahagikan kegiatan sehari-hari melalui gambar dan video yang boleh disunting menggunakan caption dan kesan-kesan tertentu.

Salah satu kesan yang sedang 'ngehits' saat ini adalah kesan si muka anjing. Tentu tahu dong? Foto-foto atau video dengan tambahan telinga, hidung dan lidah anjing ini kini seperti menjadi candu sendiri di dunia maya.

Tapi, sebagai muslim, kita mungkin mengerti, bahawa anjing merupakan salah satu haiwan yang tidak begitu bermakna. Bahkan, jika kita sampai terkena air liurnya sahaja membuat diri kita terkena najis. Tapi, mengapa ramai orang suka? Lantas, bagaimana Islam memandang perkara ini?

Dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 176, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. "

Dari ayat Al-Quran ini sudah jelas bahawa yang menjulurkan lidah termasuk salah satu perbuatan yang sangat amat rendah darjatnya. Walau pun tidak secara langsung, namun penggunaan aplikasi tersebut, yang menyerupai dengan haiwan anjing, bererti si pengguna selayaknya ingin disamakan dengan anjing, Naudzubillah.

Mungkin memang cukup kasar bila kita mengatakan bahawa orang-orang yang mengikuti trend penggunaan aplikasi "si muka anjing" tersebut ingin menyerupai anjing, walaupun sebenarnya mereka marah apabila disebut menyerupai perilaku seekor anjing.

Namun, hakikatnya manusia adalah makhluk yang diberikan akal dan fikiran oleh Allah. Apakah pantas manusia mengikuti atau menyerupai perilaku binatang? Tentu sangat tidak pantas apabila manusia mengikuti perilaku binatang yang tidak berakal dan hanya bergantung kepada naluri dan hawa nafsunya sahaja.

Oleh kerana itu, berusahalah untuk tidak lagi menyamakan wajahnya dengan anjing. Agar anda tidak termasuk salah seorang yang rugi. Wallahu 'alam.

sumber islampos.com